PERCOBAAN 1
PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan tentang
"Penggunaan Alat Ukur Dasar" adalah:
1. Mampu menggunakan alat ukur yang digunakan
dalam praktikum Fisika.
2. Mengenal besar ketelitian pengukuran dari
alat-alat ukur dasar.
3. Mengenal apa yang dimaksud dengan skala
nonius.
II. TEORI RINGKAS
1. Nonius
Banyak alat ukur dilengkapi dengan nonius. Nonius
merupakan sebuah ukuran dalam suatu alat pengukur. Nonius adalah sebuah alat
bantu ukur yang mempunyai kemampuan ukur yang lebih besar, karena jarak antara
dua garis yang bersebelahan seolah-olah menjadi lebih kecil. Dibawah ini dapat
anda lihat skala pengukuran pada nonius.
Ketelitian skala nonius ini sangat tinggi
. Nonius ini membuat alat ukur berkemampuan lebih besar, karena jarak
antara dua garis skala bertetangga seolah-olah menjadi lebih kecil. Biasanya
pembagian skala utama dan nonius adalah:

Artinya
satu skala utama bernilai 1mm dan tiap 1
skala nonius besarnya sama dengan 0,9 mm. Hal ini berati 10 skala nonius sama
dengan 9 skala utama. Sedangkan skala nonius yang mempunyai 20 skala nilainya
sama dengan 19 skala utama.
Alat
ukur yang menggunakan skala nonius adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup
yang akan diterangkan satu persatu di bawah ini. Agar lebih jelas memahami cara
pembacaan nilainya maka akan disertakan gambar
jangka sorong dan mikrometer sekrup.
- Jangka sorong
Jangka sorong merupakan sutau alat
pengukuran yang cepat dan relatif mempunyai
ketelitian yang tinggi. Jangka sorong ini mempunyai ketelitian 0,1 sampai 0,02 mm. Alat ini digunakan untuk
mengukur diameter luar dan diameter dalam suatu tabung. Jangka sorong terbagi
dua yaitu jangka sorong kedalaman dan jangka sorong gigi. Gambar dibawah ini
adalah jangka sorong yang biasanya digunakan
dalam praktikum Fisika.
Pembacaan pada jangka sorong
sedikit agak sulit karena itu di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan saat membaca skala. Adapun
cara untuk membaca jangka sorong adalah
:
a)
Setelah
selesai mengukur lihatlah kedudukan strip nol pada rangka mulut geser pada jangka
sorong,
b)
Perhatikan
strip nonius mana yang paling segaris. Apabila nonius yang paling lurus dengan
strip-strip pada rangka adalah strip ke 5 ini berarti nilai nonius adalah 0,5 mm. Untuk
ketelitian 0,11 mm, maka hasil
pengukuran untuk mengetahui ketelitiannya dilakukan hal
sebagai berikut:
· Lihatlah panjang angka pada nonius jangka
sorong.
· Hitunglah panjang strip.
· Tentukan jarak strip nonius yaitu mm.
· Tentukan selisih strip pada rangka dan
strip pada nonius untuk menentukan ketelitian : 1 –=mm,
- Mikrometer Sekrup
Mikrometer
sekrup adalah alat ukur dalam praktikum Fisika yang digunakan untuk mengukur
panjang benda yang ukuran maksimumnya 2,50 cm. Alat ukur ini mempunyai batang
pengukur yang terdiri atas skala dalam satuan millimeter, serta sekrup berskala satu putaran
sekrup besarnya sama dengan 0,5 mm dan 0,5 mm pada skala utama dibagi menjadi
100 skala kecil yang terdapat pada mikrometer sekrup.
Pengolongan
Mikrometer Sekrup adalah sebagai berikut :
a. Mikrometer luar
b. Mikrometer dalam
c. Mikrometer kedalaman
d. Mikrometer roda gigi
Mikrometer
luar biasanya digunakan untuk mengukur diameter luar, tebal dan lebar suatu
benda kerja. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter lubang dan
lebar celah. Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur dalamnya lubang, step/tahapan
dan tingkatan bagian luar dan dalamnya benda. Sedangkan mikrometer roda gigi
berfungsi untuk mengukur tebal dan tusuk roda gigi.
Mikrometer
mempunyai kapasitas yaitu :
a)
0 –
25 mm ;
b)
25 –
50 mm ;
c)
50 –
75 mm ;
d) 75 – 100 mm ;
e)
100 –
125 mm ;
f)
125 –
150 mm.
Pada
batang suatu mikrometer terdapat ukuran 25 mm (0 – 25 mm) dibagi menjadi 25
bagian, maka 1 bagian 1 mm.
Tiap-tiap
strip yang berjarak 1 mm dibagi menjadi 2 bagian yang sama yaitu 0,5 mm. Pada
sarung mikrometer terdapat skala pembagian sejumlah 50 strip sehingga satu
sekeliling lingkaran pada sarung dibagi menjadi 50 bagian yang sama. Jika
sarung diputar satu kali atau 50 strip, spindle bergerak maju atau mundur satu
strip senilai (0,5 mm), maka satu strip pada sarung besarnya adalah
0,5 : 50 = 0,01 mm, nilai ini
adalah tingkat ketelitian suatu mikrometer. Cara membaca hasil pengukuran
dengan menggunakan mikrometer sekrup yaitu skala utama ditambah angka skala
nonius dikoreksi dengan titik nol alat.
III. ALAT DAN BAHAN
1.
Aluminium
foil/plat tipis alat yang akan diukur.
2.
Batangan
besi
3.
Kelereng
4.
Penggaris
berguna untuk mengukur panjang suatu benda.
5.
Kawat
Besi, diameter 1,00 mm dan panjang 10 m
6.
Tabung
gelas dengan panjang 80 mm, 100 mm, dan 120 mm.
7.
Kubus
8.
Jangka
sorong digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal, dan diameter.
9.
Mikrometer
Sekrup. Mikrometer luar digunakan untuk mengukur diameter luar, tebal dan lebar
suatu benda. Mikrometer dalam untuk mengukur diameter lubang dan lebar celah.
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur dalamnya lubang, step/tahapan dan
tingkatan bagian luar dan dalamnya suatu benda.
10. Neraca teknis atau neraca ohaus digunakan
untuk mengukur massa suatu benda atau zat.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Mengukur Dimensi Kawat
1. Mengukur panjang, diameter
dan massa kawat yang diberikan
2. Memilih alat ukur yang sesuai.
3. Melakukan pengukuran
beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.
4. Mengulangi langkah untuk
kawat yang berbeda.
B. Mengukur Rapat
Jenis Benda
1. a. Mengukur dimensi dan massa dari benda yang diberikan.
b. Memilih alat ukur panjang yang tepat.
c. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.
d. Mengulangi langkah untuk benda yang berbeda.
2. Mengukur volume dari benda-benda diatas
dengan menggunakan gelas ukur.
3. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk
mendapatkan variasi data.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Berapakah
pengukuran dengan alat bantu nonius seperti ditunjukkan oleh gambar berikut: Jawab
: Dari gambar yang tersedia
kita mendapatkan hasil pengukuran yaitu 16,29 cm.
2. Tuliskan bagian utama
yang dipakai untuk mengukur bagian dalam rongg, bagian mana yang digunakan
untuk mengukur bagian luar benda, dan bagian mana yang digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang, dengan jangkla sorong.
Jawab
:
· Bagian utama yang digunakan untuk mengukur
bagian dalam rongga adalah mulut dalam, pada jangka sorong.
· Bagian yang dipakai untuk mengukur bagian
luar benda adalah mulut luar.
· Bagian yang digunakan untuk mengukur
kedalaman lubang adalah bagian ekor atau paling ujung pada jangka sorong.
3. Berapa skala terkecil
dari alat ukur mistar, milimeter, jangka sorong dan mikrometer.
Jawab
:
Ø Skala terkecil pada alat ukur mistar
adalah 1 mm untuk yang berskala milimeter.
Ø Skala terkecil pada millimeter adalah 1
mikrometer.
Ø Skala terkecil pada jangka sorong adalah
0,1 mm pada skala milimeter.
Ø Skala terkecil pada mikrometer adalah 0,01
mm pada skala milimeter.
4. Terangkan cara pengukuran
volume benda dengan gelas ukur.
Jawab
: Untuk mengukur volume benda dengan menggunakan gelas ukur, pertama amati skala awal sebelum benda dimasukkan ke dalam
gelas ukur, kemudian setelah dimasukkan sebagai skala akhir. Kemudian lihat
perubahan skalanya hitung perubahan volumenya (ΔV), itulah volume benda
tersebut.
VII. PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai
Penggunaan Alat Ukur Dasar, maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut
:
1.
Dalam
menggunakan alat ukur dasar dalam praktikum Fisika Dasar sangat diperlukan
ketelitian dan kecermatan yang tinggi oleh pengamat.
2.
Untuk mengukur volume suatu benda dapat diukur secara fisis
dan matematis.
3.
Pengukuran volume benda secara fisis yaitu dengan cara
memasukka benda tersebut kedalam air yang telah di kelahui volumenya.
4.
Pengukuran volume secara matematis yaitu dengan mengukur
dahulu dimensi-diensinya (panjang, lebar, tinggi, jari-jari).
5.
Pada dasarnya mengukur volume secara fisis dengan secara
metematis hampir sama hasilnya, hanya sedikit saja perbedaannya.
- SARAN
1.
Sebaiknya para praktikan lebih teliti dalam mengukur dimensi bahan
praktikum.
2.
Sebaiknya praktikan lebih seriues dalam melakukan percobaan
ini.
3.
praktikan berharap agar kakak asisten menjelaskan tentang
cara kerja praktikum lebih mendetail lagi dan selalu mendampingi para praktikan
dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
D.C. Braid. 1992. Experimentation
: An Introduction to Meansurement Theory and Experiment Design.
Nur
Aziran, dan Farid. 1983. Penuntun
Praktikum Fisika Dasar dan Teory Kesalahan. Sinar Wijaya. Surabaya.
R. Darmawan Djonoputro. 1984. Teori Ketidakpastian. Penerbit ITB. Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar