Penggunaan Alat Ukur Dasar ~ Laporan Praktikum Kimia Fisika Biologi Lengkap

Rabu, 24 September 2014



PERCOBAAN 1

PENGGUNAAN ALAT UKUR DASAR

I.                   TUJUAN
     Tujuan dari percobaan tentang "Penggunaan Alat Ukur Dasar" adalah:
1.      Mampu menggunakan alat ukur yang digunakan dalam praktikum Fisika.
2.      Mengenal besar ketelitian pengukuran dari alat-alat ukur dasar.
3.      Mengenal apa yang dimaksud dengan skala nonius.

II.       TEORI RINGKAS

1.      Nonius
                 Banyak alat ukur dilengkapi dengan nonius. Nonius merupakan sebuah ukuran dalam suatu alat pengukur. Nonius adalah sebuah alat bantu ukur yang mempunyai kemampuan ukur yang lebih besar, karena jarak antara dua garis yang bersebelahan seolah-olah menjadi lebih kecil. Dibawah ini dapat anda lihat skala pengukuran pada nonius.
Ketelitian skala nonius ini sangat tinggi. Nonius ini membuat alat ukur berkemampuan lebih besar, karena jarak antara dua garis skala bertetangga seolah-olah menjadi lebih kecil. Biasanya pembagian skala utama dan nonius adalah:


            Artinya satu skala utama bernilai  1mm dan tiap 1 skala nonius besarnya sama dengan 0,9 mm. Hal ini berati 10 skala nonius sama dengan 9 skala utama. Sedangkan skala nonius yang mempunyai 20 skala nilainya sama dengan 19 skala utama.
            Alat ukur yang menggunakan skala nonius adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup yang akan diterangkan satu persatu di bawah ini. Agar lebih jelas memahami cara pembacaan nilainya maka akan disertakan gambar  jangka sorong dan mikrometer sekrup.

  1. Jangka sorong
              Jangka sorong merupakan sutau alat pengukuran yang cepat dan  relatif mempunyai ketelitian yang tinggi. Jangka sorong ini mempunyai ketelitian  0,1 sampai 0,02 mm. Alat ini digunakan untuk mengukur diameter luar dan diameter dalam suatu tabung. Jangka sorong terbagi dua yaitu jangka sorong kedalaman dan jangka sorong gigi. Gambar dibawah ini adalah jangka sorong yang biasanya digunakan  dalam praktikum Fisika.
            Pembacaan pada jangka sorong sedikit agak sulit karena itu di perlukan ketelitian agar tidak  terjadi kesalahan saat membaca skala. Adapun cara untuk membaca jangka sorong adalah  :
a)        Setelah selesai mengukur lihatlah kedudukan strip nol pada rangka mulut geser pada jangka sorong,   
b)        Perhatikan strip nonius mana yang paling segaris. Apabila nonius yang paling lurus dengan strip-strip pada rangka adalah strip ke 5 ini berarti  nilai nonius adalah 0,5 mm. Untuk ketelitian  0,11 mm, maka hasil pengukuran   untuk mengetahui ketelitiannya dilakukan hal sebagai berikut:
·      Lihatlah panjang angka pada nonius jangka sorong.
·      Hitunglah panjang strip.
·      Tentukan jarak strip nonius yaitu mm.
·      Tentukan selisih strip pada rangka dan strip pada nonius untuk menentukan ketelitian :   1 –=mm,

  1. Mikrometer Sekrup
            Mikrometer sekrup adalah alat ukur dalam praktikum Fisika yang digunakan untuk mengukur panjang benda yang ukuran maksimumnya 2,50 cm. Alat ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam satuan  millimeter, serta sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0,5 mm dan 0,5 mm pada skala utama dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada mikrometer sekrup.
            Pengolongan Mikrometer Sekrup adalah sebagai berikut :
a.       Mikrometer luar
b.      Mikrometer dalam
c.       Mikrometer kedalaman
d.      Mikrometer roda gigi
            Mikrometer luar biasanya digunakan untuk mengukur diameter luar, tebal dan lebar suatu benda kerja. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter lubang dan lebar celah. Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur dalamnya lubang, step/tahapan dan tingkatan bagian luar dan dalamnya benda. Sedangkan mikrometer roda gigi berfungsi untuk mengukur tebal dan tusuk roda gigi.
            Mikrometer mempunyai kapasitas yaitu :
a)        0 – 25 mm ;
b)        25 – 50 mm ;
c)        50 – 75 mm ;
d)       75 – 100 mm ;
e)        100 – 125 mm ;
f)         125 – 150 mm.
            Pada batang suatu mikrometer terdapat ukuran 25 mm (0 – 25 mm) dibagi menjadi 25 bagian, maka 1 bagian 1 mm.
            Tiap-tiap strip yang berjarak 1 mm dibagi menjadi 2 bagian yang sama yaitu 0,5 mm. Pada sarung mikrometer terdapat skala pembagian sejumlah 50 strip sehingga satu sekeliling lingkaran pada sarung dibagi menjadi 50 bagian yang sama. Jika sarung diputar satu kali atau 50 strip, spindle bergerak maju atau mundur satu strip senilai (0,5 mm), maka satu strip pada sarung besarnya adalah                                                                        0,5 : 50 = 0,01 mm, nilai ini adalah tingkat ketelitian suatu mikrometer. Cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup yaitu skala utama ditambah angka skala nonius dikoreksi dengan titik nol alat.

III.    ALAT DAN BAHAN


1.         Aluminium foil/plat tipis alat yang akan diukur.
2.         Batangan besi
3.         Kelereng
4.         Penggaris berguna untuk mengukur panjang suatu benda.
5.         Kawat Besi, diameter 1,00 mm dan panjang 10 m
6.         Tabung gelas dengan panjang 80 mm, 100 mm, dan 120 mm.
7.         Kubus
8.         Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal, dan diameter.
9.         Mikrometer Sekrup. Mikrometer luar digunakan untuk mengukur diameter luar, tebal dan lebar suatu benda. Mikrometer dalam untuk mengukur diameter lubang dan lebar celah. Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur dalamnya lubang, step/tahapan dan tingkatan bagian luar dan dalamnya suatu benda.
10.  Neraca teknis atau neraca ohaus digunakan untuk mengukur massa suatu benda atau zat.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
A.  Mengukur Dimensi Kawat  
1. Mengukur panjang, diameter dan massa kawat yang diberikan
2. Memilih alat ukur yang sesuai.
3. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.
4. Mengulangi langkah untuk kawat yang berbeda.

B. Mengukur Rapat Jenis Benda
1. a. Mengukur dimensi dan massa dari benda yang diberikan.
     b. Memilih alat ukur panjang yang tepat.
    c. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.
    d. Mengulangi langkah untuk benda yang berbeda.
2.  Mengukur volume dari benda-benda diatas dengan menggunakan gelas ukur.
3.  Melakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.

TUGAS PENDAHULUAN

1.   Berapakah pengukuran dengan alat bantu nonius seperti ditunjukkan oleh gambar berikut: Jawab : Dari gambar yang tersedia kita mendapatkan hasil pengukuran yaitu 16,29 cm.
2.   Tuliskan bagian utama yang dipakai untuk mengukur bagian dalam rongg, bagian mana yang digunakan untuk mengukur bagian luar benda, dan bagian mana yang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang, dengan jangkla sorong.
Jawab :
·      Bagian utama yang digunakan untuk mengukur bagian dalam rongga adalah mulut dalam, pada jangka sorong.
·      Bagian yang dipakai untuk mengukur bagian luar benda adalah mulut luar.
·      Bagian yang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang adalah bagian ekor atau paling ujung pada jangka sorong.
3.   Berapa skala terkecil dari alat ukur mistar, milimeter, jangka sorong dan mikrometer.
Jawab :
Ø Skala terkecil pada alat ukur mistar adalah 1 mm untuk yang berskala milimeter.
Ø Skala terkecil pada millimeter adalah 1 mikrometer.
Ø Skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm pada skala milimeter.
Ø Skala terkecil pada mikrometer adalah 0,01 mm pada skala milimeter.
4.   Terangkan cara pengukuran volume benda dengan gelas ukur.
Jawab :  Untuk mengukur volume benda dengan menggunakan gelas ukur, pertama amati skala awal sebelum benda dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian setelah dimasukkan sebagai skala akhir. Kemudian lihat perubahan skalanya hitung perubahan volumenya (ΔV), itulah volume benda tersebut.

VII. PENUTUP

  1. KESIMPULAN
            Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai Penggunaan Alat Ukur Dasar, maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dalam menggunakan alat ukur dasar dalam praktikum Fisika Dasar sangat diperlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi oleh pengamat.
2.      Untuk mengukur volume suatu benda dapat diukur secara fisis dan matematis.
3.      Pengukuran volume benda secara fisis yaitu dengan cara memasukka benda tersebut kedalam air yang telah di kelahui volumenya.
4.      Pengukuran volume secara matematis yaitu dengan mengukur dahulu dimensi-diensinya (panjang, lebar, tinggi, jari-jari).
5.      Pada dasarnya mengukur volume secara fisis dengan secara metematis hampir sama hasilnya, hanya sedikit saja perbedaannya.
  1. SARAN
1.      Sebaiknya para praktikan lebih teliti dalam mengukur dimensi bahan praktikum.
2.      Sebaiknya praktikan lebih seriues dalam melakukan percobaan ini.
3.      praktikan berharap agar kakak asisten menjelaskan tentang cara kerja praktikum lebih mendetail lagi dan selalu mendampingi para praktikan dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

D.C. Braid. 1992. Experimentation : An Introduction to Meansurement Theory and Experiment Design.
Nur Aziran, dan Farid. 1983. Penuntun Praktikum Fisika Dasar dan Teory Kesalahan. Sinar Wijaya. Surabaya.
R. Darmawan Djonoputro. 1984. Teori Ketidakpastian. Penerbit ITB. Bandung.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!