BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sistem penentuan golongan darah pertama kali ditemukan pada tahun 1900
dan 1901 oleh seorang ahli dari Austria yang bernama Landstainer. Landstainer
menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila
eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain
lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan. Penemuan Landstainer
ini sangat berjasa sekali karena jika sampai sekarang golongan darah belum
ditemukan maka orang-orang yang memerlukan donor darah dan bila antigen α
bertemu dengan anti A dalam darah maka akan terjadi penggumpalan darah dan
dapat menyebabkan kematian. Untuk itulah penting sekali mempelajari mengenai
penggolongan darah ini (Kimball, 2001).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang
ditentukan oleh alel ganda.Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang
penting dalam suatu kehidupan. Suatu sistem penggolongan yang umum dikenal
dalam sistem A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa
penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit
seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, sedangkan pada orang lain
lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah (Danang, 2010).
Golongan
|
Antigen
|
Zat anti
|
A
|
a
|
B
|
B
|
b
|
A
|
AB
|
-
|
A + B
|
O
|
a maupun b
|
-
|
Menurut sistem ABO, berdasarkan zat yang menggumpalkan dan yang
digumpalkan, maka : Golongan darah A mempunyai aglutinogen (antigen) a dan aglutinin (zat anti) B, Golongan darah
B mempunyai aglutinogen (antigen) b dan
aglutinin (zat anti) A, Golongan darah AB tidak mempunyai aglutinogen
(antigen), tetapi mempunyai aglutinin (zat anti) A dan B, dan Golongan darah O
mempunyai aglutinogen (antigen) a dan b, tetapi tidak mempunyai aglutinin (zat
anti) (Adi, 2010).
Dengan mengetahui golongan darah, kegagalan dalam
transfusi akibat penolakan akan dapat dikurangi bahkan dapat dihindari. Sifat
ini diturunkan atau diwariskan oleh sepasang gen A, B, dan O. Yaitu darah yang
bersifat dominan adalah A dan B sedangkan O bersifat resesif (Adi, 2010)
1. 2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui golongan darah seseorang yang diturunkan dari tertuanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting
pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan
demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi generatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel
telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk
dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunanTerdapat antigen dan anti bodi didalam darah,
antigen yang terdapat di dalam sel darah yaitu aglutinogen, sedangkan
antibodinya terdapat di dalam plasma darah dan dinamakan aglutinin. Aglutinogen
mengakibatkan sel-sel darah peka terhadap penggumpalan (Aglutinasi). Adanya
aglutinogen dan aglutinin didalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl
Landstainer dan Donath. Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang
ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting
dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal adalah sistem ABO. Pada
tahun 1900-1901, Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi)
kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah (Suryo, 2001).
Teori mengenai sifat turun- temurun pertama- tama dikerjakan oleh seorang
pendeta Austria yang bernama Gregor Mendel.Dari tahun 1858 sampai 1866, Mendel
melakukan penelitiannya dengan menggunakan buncis. Dari penelitian tersebut
didapatkan bahwa apabila makhluk hidup berkembang biak secara aseksual,
keturunannya berkembang menjadi salinan
tepat dari induknya sel meraka di besarkan dalam keadaan yang sama. Sebaliknya,
apabila berkembang dengan seksual, maka keturunannya mengembangkan ciri-ciri
yang saling berbeda dan berlainan pula dari salah satu tetuanya. Genetika
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dasar bagi ilmu
terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan
hewan, masalah penyakit dan kelainan pada struktur tubuh manusia. Beberapa
istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini adalah gen, genotif,
fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot hendaknya sudah kita
ketahui dan kita pahami (Maryati, 2000).
Darah
digolongkan menjadi empat macam untuk tujuan trasfusi darah yaitu A, B, AB dan
O. bila pada sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen A dan B,
maka darah digolongkan O, bila hanya
terdapat aglutinogen A, maka darah digolongkan A. Bila darah mengandung
aglutinogen B, maka darah digolongkan B. dan bila terdapat terdapat aglutinogen
A dan B maka darah tersebut digolongkan AB. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal adalah sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901, Landstainer
menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila
eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak
mengakibatkan penggumpalan darah(Maryati, 2000).
Bersntein (Jerman) dan Furuhata
(Jepang) pernah mengemukakan hipotesis bahwa hanya sepasang gen pada setiap
individu yang bertanggung jawab atas golongan darahnya. Penggolongan darah
tersebut dibedakan berdasarkan aglutinogen dan aglutinin.Aglutinogen yaitu
antigen-antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi
(penggumpalan darah).Ada
dua jenis antigen, yaitu tipe A dan tipe B. Oleh karena antigen ini diwariskan,
maka seseorang dapat mewarisi salah satu atau kedua antigen ini. Aglutinogen
disebut zat spesifik golongan karena digunakan untuk menentukan golongan darah
A, B, AB, dan O. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan
aglutinisi gen, misalnya antibodi. Dr. Karl Landsteiner seorang ahli imunologi
dan patologi berbangsa Australia dan Donat adalah penemu perbedaan antigen dan
antibodi dalam sel darah (Srikini, 2000).
Landsteiner dan Lavine menemukan
penggolongan darah sistem M, N. Golongan darah tersebut yaitu golongan M, N,
dan MN.Golongan darah ini tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena
tidak ada kasus aglutinasi seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO.
Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian golongan darah antara resipien
dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat fatal bagi resipien.
Penentuan jenis golongan darah pada sistem MN juga berdasarkan pada ada
tidaknya aglutinogen pada sel darah merah, tetapi tidak dikenal adanya
aglutinin.Jumlah alel yang menentukan golongan darah seseorang hanya ada 2,
yaitu IM dan IN. Kedua alel tersebut bersifat kodominan.Antigen
tersebut tidak membentuk zat anti, sehingga apabila ditransfusikan dari
golongan darah yang satu dengan yang lainnya tidak akan menimbulkan gangguan
(Maryati, 2000).
Darah dapat dianggap sebagai cairan
jaringan penyambung, karena darah tersusun dari sel-sel dan cairan substansi
sel (antar sel), yaitu plasma darah.
Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah.Jumlah
seluruh darah pada orang dewasa sekitar 5 liter atau sekitar 7-8% berat badan. Untuk
mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang
menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi
serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang
tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut
bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya
adalah bergolongan darah B atau O.Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b
mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,
kemungkinan darahnya adalah A atau O.Bila diberi serum aglutinin a maupun b
tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O.Fungsi penggolongan
darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk proses transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal
(Akbar, 2010).
Transfusi
darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada
orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi
darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat
antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi
darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut: kecelakaan dan tubuh luka
parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada
saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Kimball, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3. 1 Waktu
dan Tempat
Kegiatan praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 23 November 2012pukul 14.00 – 16.00 WITA
bertempat di ruang Biologi 1 Labolatorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3. 2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali
ini adalah objek glass, jarum Franke atau blood lanset, tusuk gigi yang bersih
dan kering dan mikroskop.
Bahan yang digunakan adalah darah
manusia, serum anti A dan serum anti B, kapas dan alkohol 70 %.
3. 3 Prosedur
Kerja
1.
Menyiapkan objek gelas dan diberi tanda untuk serum
anti A dan serum anti B berdampingan.
2.
Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk
(diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian menusuknya dengan
blood lanset dan meneteskannya pada masing-masing objek glass tadi.
3.
Menambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes
darah, yang satu dengan anti A dan yang lain anti B. Kemudian mencampurkan/meratakannya
dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.
Menentukan dan mengamati golongan darah.
BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
No
|
Foto
|
Gambar
|
Gol
Darah
|
Keterangan
|
1
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
A
|
-
Anti A : Menggumpal
-
Anti B :
Tidak menggumpal
|
2
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
O
|
Anti A dan anti B tidak menggumpal
|
3
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
B
|
-
Anti A :
Tidak menggumpal
-
Anti B :
Menggumpal
|
4
|
![]() |
![]() ![]() ![]() |
AB
|
Anti A dan anti B menggumpal
|
4. 2 Pembahasan
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O. Pada tahun 1990
dan 1901, Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi)
kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengalami
penggumpalan.
Darah digolongkan menjadi empat
macam untuk tujuan trasfusi darah yaitu A, B, AB dan O. bila pada sel darah
merah seseorang tidak mengandung aglutinogen A dan B, maka darah digolongkan O, bila hanya terdapat
aglutinogen A, maka darah digolongkan A. Bila darah mengandung aglutinogen B,
maka darah digolongkan B. dan bila terdapat terdapat aglutinogen A dan B maka
darah tersebut digolongkan AB.
Pada percobaan kali ini, kita mempelajari tentang genetika. Disini kita
akan mengetahui golongan darah seseorang, apakah orang tersebut memiliki
golongan darah A,B,O atau AB. Pada percobaan ini, kami menggunakan serum anti
A, dan serum anti B. dalam hal ini, didalam eritrosit terdapat antigen dan
aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai
antibodi atau aglutinin.
Antigen dan antibodi yang terkandung oleh darah seseorang dengan darah tertentu
adalah jika orang tersebut bergolongan darah A, maka zat antinya adalah B dan
antigenya a,
Jika orang tersebut bergolongan darah B, maka zat antinya adalah A dan
antigenya b,
Jika orang tersebut bergolongan darah AB, maka zat antinya adalah A+B dan tidak
mempunyai antigen, jika orang tersebut bergolongan darah O, maka tidak
mengandung zat antidan anti gennya
adalah a
dan b.
Bila antigen a
bertemu dengan anti A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan
darah dan dapat menyebabkan kematian. Penggumpalan darah yang dapat menyebabkan
kematian tersebut dapat diatasi dengan melakukan trasfusi
darah, baik sipenderita darah maupun sipenerima harus diperiksa atau diketahui
golongan darahnya terlebih dahulu agar tidak terjadi penggumpalan.
Anti gen adalah sebuah benda asing yang masuk kedalam tubuh, khususnya
protein asing. Tubuh akan bereaksi dengan benda asing atau protein yang masuk
dalam tubuh. Aglutinogen adalah zat yang menggumpal.Komponen darah terdiri atas
plasma darah dan sel darah.Didalam tubuh kita lebih dari setengah bagian adalah
plasma darah.Komponen terbesar plasma darah adalah air, yang berfungsi mengangkut
sari-sari makanan dari dinding usus kecil kejaringan-jaringan tubuh.
Percobaan kali ini membahas mengenai genetika yaitu penggolongan darah
manusia. Test yang digunakan untuk pemeriksaan darah adalah dengan mengambil
darah pada jari tangan pada masing-masing orang dengan golongan darah yang
berbeda-beda. Setelah diambil darahnya, pada darah tersebut ditetesi anti A dan
anti B, kemudian diratakan sampai membentuk gambaran oval.
Pada kaca objek pertama, darah ditetesi serum A mengalami penggumpalan,
sedangkan darah ditetesi serum B tidak menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut
memiliki golongan darah A. Darah pada kaca objek kedua, ditetesi serum A tidak
mengalami penggumpalan, saat darah ditetesi serum B ternyata darah juga tidak
menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah O.
Pada kaca objek ketiga, saat darah ditetesi serum A tidak mengalami
penggumpalan, sedangkan darah ditetesi serum B darah mengalami penggumpalan.
Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah B. Pada kaca
objek keempat, darah ditetesi serum A mengalami penggumpalan, sedangkan darah
ditetesi serum B juga menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut
memiliki golongan darah AB.
Orang yang memiliki golongan darah AB, yang memiliki dua antibodi
yaitu anti A dan anti B. Jika golongan darah AB didonorkan
pada seseorang dengan golongan darah A atau B maka akan terjadi aglutinasi.
Penggumpalan atau aglutinasi dapat menyebabkan naiknya temperatur atau suhu
tubuh, bahkan pada tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan kematian.Sedangkan
untuk golongan darah O, tidak memiliki zat anti baik itu zat anti A maupun zat
anti B, sehingga jika golongan darah ini didonorkan pada orang yang memiliki
golongan darah A maupun golongan darah B, maka tidak akan terjadi aglutinasi. Oleh karena itu digunakan antigen dan
antibodi dalam darah. Orang yang memiliki golongan darah A dapat mendonorkan
darahnya kepada orang yang bergolongan darah A dan AB serta dapat menerima
darah dari orang yang bergolongan darah A dan O. Sedangkan orang yang memiliki
golongan darah B dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah
B dan AB serta dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah B dan O.
Tentunya antigen a maupun antigen b berbeda,
apabila orang yang bergolongan darah A hanya memiliki antigen a
ketika diberi serum anti A maka
akan terjadi penggumpalan. Ketika terjadi penggumpalan pada darah kita dapat
mengetahui bahwa orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Sebaliknya orang
yang bergolongan darah B hanya memiliki antigen b ketika diberi serum anti B maka akan terjadi
penggumpalan. Ketika terjadi penggumpalan pada darah kita dapat mengetahui
bahwa orang tersebut bergolongan darah B atau AB.
Resepien universal merupakan penerima secara
umum. Dalam golongan darah yang menjadi resepien universal adalah golongan
darah AB, karena golongan darah AB dapat menerima transfusi darah dari orang
yang bergolongan darah A, B, O dan AB. Sedangkan donor universal adalah pemberi
secara umum, yaitu golongan darah O. Karena golongan darah O dapat mendonorkan
darahnya ke semua golongan baik golongan darah A, B, AB maupun O sendiri. Hanya
saja teori ini alangkah baiknya tidak kita gunakan, sebab terjadi atau tidaknya
penggumpalan dalam darah kita tidak mengetahuinya. Sebaiknya bagi si pendonor
dan resepiennya menerima atau mendonorkan kepada orang yang bergolongan darah
sama untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan,
yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
2.
Golongan darah seseorang dapat diketahui dengan cara
meneteskan serum aglutinin a dan aglutinin b pada eritrosit yang diletakkan di
gelas objek.
3.
Jika darah seseorang diberi anti A, maka darah tersebut
akan menggumpal. Kemungkinan orang tersebut mempunyai golongan darah A atau AB.
Jika diberi antigen B darah tersebut menggumpal, berarti orang tersebut
bergolongan darah AB.
4.
Jika darah seseorang diberi anti A dan anti B tidak
mengalami penggumpalan, berarti orang tersebut bergolongan darah O..
5.
Suatu aglutinogen bertemu dengan aglutinogennya, maka
transfusi darah tidak dapat dilakukan.
6.
Orang yang memiliki golongan darah O disebut pendonor universal, sedangkan yang memiliki
golongan darah AB disebut resipien universal.
5. 2 Saran
Hendaknya praktikan menguasai prosedur
kerja dan mengetahui alat dan bahan yang digunakan dan lebih teliti dalam
melaksanakan praktikum demi kelancaran kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adi.2010. Genetika
http://www.
gurung.wordpress.com/2008/11/21/genetika/
Diakses
tanggal 24 November 2012
Akbar, 2010. Genetika 2
Diakses tanggal 24 November 2012
Danang, H. 2010. Genetika darah
Diakses tanggal 24 November 2012
Kimball, John W. 2001. Biologi.Erlangga:
Jakarta
Maryati, dkk. 2000. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta
Srikini.
2000. Biologi. Erlangga: Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar