Genetika ~ Laporan Praktikum Kimia Fisika Biologi Lengkap

Rabu, 24 September 2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Sistem penentuan golongan darah pertama kali ditemukan pada tahun 1900 dan 1901 oleh seorang ahli dari Austria yang bernama Landstainer. Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan. Penemuan Landstainer ini sangat berjasa sekali karena jika sampai sekarang golongan darah belum ditemukan maka orang-orang yang memerlukan donor darah dan bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itulah penting sekali mempelajari mengenai penggolongan darah ini (Kimball, 2001).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda.Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam suatu kehidupan. Suatu sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, sedangkan pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah (Danang, 2010).
Golongan
Antigen
Zat anti
A
a
B
B
b
A
AB
-           
A + B
O
a  maupun b
-
Menurut sistem ABO, berdasarkan zat yang menggumpalkan dan yang digumpalkan, maka : Golongan darah A mempunyai aglutinogen (antigen) a dan aglutinin (zat anti) B, Golongan darah B mempunyai aglutinogen (antigen) b dan aglutinin (zat anti) A, Golongan darah AB tidak mempunyai aglutinogen (antigen), tetapi mempunyai aglutinin (zat anti) A dan B, dan Golongan darah O mempunyai aglutinogen (antigen) a dan b, tetapi tidak mempunyai aglutinin (zat anti) (Adi, 2010).
Dengan mengetahui golongan darah, kegagalan dalam transfusi akibat penolakan akan dapat dikurangi bahkan dapat dihindari. Sifat ini diturunkan atau diwariskan oleh sepasang gen A, B, dan O. Yaitu darah yang bersifat dominan adalah A dan B sedangkan O bersifat resesif (Adi, 2010)
1. 2 Tujuan
        Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui golongan darah seseorang yang diturunkan dari tertuanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi generatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunanTerdapat antigen dan anti bodi didalam darah, antigen yang terdapat di dalam sel darah yaitu aglutinogen, sedangkan antibodinya terdapat di dalam plasma darah dan dinamakan aglutinin. Aglutinogen mengakibatkan sel-sel darah peka terhadap penggumpalan (Aglutinasi). Adanya aglutinogen dan aglutinin didalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl Landstainer dan Donath. Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal adalah sistem ABO. Pada tahun 1900-1901, Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah (Suryo, 2001).
Teori mengenai sifat turun- temurun pertama- tama dikerjakan oleh seorang pendeta Austria yang bernama Gregor Mendel.Dari tahun 1858 sampai 1866, Mendel melakukan penelitiannya dengan menggunakan buncis. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa apabila makhluk hidup berkembang biak secara aseksual, keturunannya  berkembang menjadi salinan tepat dari induknya sel meraka di besarkan dalam keadaan yang sama. Sebaliknya, apabila berkembang dengan seksual, maka keturunannya mengembangkan ciri-ciri yang saling berbeda dan berlainan pula dari salah satu tetuanya. Genetika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman  dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada struktur tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini adalah gen, genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot hendaknya sudah kita ketahui dan kita pahami (Maryati, 2000).
Darah digolongkan menjadi empat macam untuk tujuan trasfusi darah yaitu A, B, AB dan O. bila pada sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen A dan B, maka darah  digolongkan O, bila hanya terdapat aglutinogen A, maka darah digolongkan A. Bila darah mengandung aglutinogen B, maka darah digolongkan B. dan bila terdapat terdapat aglutinogen A dan B maka darah tersebut digolongkan AB. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal adalah sistem ABO.  Pada tahun 1900 dan 1901, Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain.  Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah(Maryati, 2000).
Bersntein (Jerman) dan Furuhata (Jepang) pernah mengemukakan hipotesis bahwa hanya sepasang gen pada setiap individu yang bertanggung jawab atas golongan darahnya. Penggolongan darah tersebut dibedakan berdasarkan aglutinogen dan aglutinin.Aglutinogen yaitu antigen-antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah).Ada dua jenis antigen, yaitu tipe A dan tipe B. Oleh karena antigen ini diwariskan, maka seseorang dapat mewarisi salah satu atau kedua antigen ini. Aglutinogen disebut zat spesifik golongan karena digunakan untuk menentukan golongan darah A, B, AB, dan O. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinisi gen, misalnya antibodi. Dr. Karl Landsteiner seorang ahli imunologi dan patologi berbangsa Australia dan Donat adalah penemu perbedaan antigen dan antibodi dalam sel darah (Srikini, 2000).
Landsteiner dan Lavine menemukan penggolongan darah sistem M, N. Golongan darah tersebut yaitu golongan M, N, dan MN.Golongan darah ini tidak begitu diperhitungkan dalam dunia medis karena tidak ada kasus aglutinasi seperti yang dapat terjadi pada sistem ABO. Oleh karena itu, meski terjadi ketidaksesuaian golongan darah antara resipien dan donor pada saat transfusi, tidak akan berakibat fatal bagi resipien. Penentuan jenis golongan darah pada sistem MN juga berdasarkan pada ada tidaknya aglutinogen pada sel darah merah, tetapi tidak dikenal adanya aglutinin.Jumlah alel yang menentukan golongan darah seseorang hanya ada 2, yaitu IM dan IN. Kedua alel tersebut bersifat kodominan.Antigen tersebut tidak membentuk zat anti, sehingga apabila ditransfusikan dari golongan darah yang satu dengan yang lainnya tidak akan menimbulkan gangguan (Maryati, 2000).
Darah dapat dianggap sebagai cairan jaringan penyambung, karena darah tersusun dari sel-sel dan cairan substansi sel (antar sel), yaitu plasma darah.  Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh darah.Jumlah seluruh darah pada orang dewasa sekitar 5 liter atau sekitar 7-8% berat badan. Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O.Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O.Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O.Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk proses transfusi darah dan membantu penyelidikan tindak kriminal (Akbar, 2010).
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut: kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Kimball, 2001).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
3. 1   Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 23 November 2012pukul 14.00 – 16.00 WITA bertempat di ruang Biologi 1 Labolatorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3. 2   Alat dan Bahan
         Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah objek glass, jarum Franke atau blood lanset, tusuk gigi yang bersih dan kering dan mikroskop.
         Bahan yang digunakan adalah darah manusia, serum anti A dan serum anti B, kapas dan alkohol 70 %.

3. 3   Prosedur Kerja
1.            Menyiapkan objek gelas dan diberi tanda untuk serum anti A dan serum anti B berdampingan.
2.            Membersihkan bagian jari tangan yang akan ditusuk (diambil darahnya) dengan kapas beralkohol 70 %. Kemudian menusuknya dengan blood lanset dan meneteskannya pada masing-masing objek glass tadi.
3.            Menambahkan 2 tetes serum pada masing-masing tetes darah, yang satu dengan anti A dan yang lain anti B. Kemudian mencampurkan/meratakannya dengan baik hingga membentuk gambaran oval.
4.            Menentukan dan mengamati golongan darah.






BAB I V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
No
Foto
Gambar
Gol
Darah
Keterangan
1




A
-    Anti A : Menggumpal
-    Anti B :
Tidak menggumpal
2




O
Anti A dan anti B tidak menggumpal

3




B
-    Anti A :
Tidak menggumpal
-    Anti B :
Menggumpal
4




AB
Anti A dan anti B menggumpal





4. 2   Pembahasan
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O. Pada tahun 1990 dan 1901, Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengalami penggumpalan.
Darah digolongkan menjadi empat macam untuk tujuan trasfusi darah yaitu A, B, AB dan O. bila pada sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen A dan B, maka darah  digolongkan O, bila hanya terdapat aglutinogen A, maka darah digolongkan A. Bila darah mengandung aglutinogen B, maka darah digolongkan B. dan bila terdapat terdapat aglutinogen A dan B maka darah tersebut digolongkan AB.
Pada percobaan kali ini, kita mempelajari tentang genetika. Disini kita akan mengetahui golongan darah seseorang, apakah orang tersebut memiliki golongan darah A,B,O atau AB. Pada percobaan ini, kami menggunakan serum anti A, dan serum anti B. dalam hal ini, didalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin.
Antigen dan antibodi yang terkandung oleh darah seseorang dengan darah tertentu adalah jika orang tersebut bergolongan darah A, maka zat antinya adalah B dan antigenya a, Jika orang tersebut bergolongan darah B, maka zat antinya adalah A dan antigenya b, Jika orang tersebut bergolongan darah AB, maka zat antinya adalah A+B dan tidak mempunyai antigen, jika orang tersebut bergolongan darah O, maka tidak mengandung zat antidan anti gennya  adalah a dan b. Bila antigen a bertemu dengan anti A dalam darah seseorang, maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Penggumpalan darah yang dapat menyebabkan kematian  tersebut  dapat diatasi dengan melakukan trasfusi darah, baik sipenderita darah maupun sipenerima harus diperiksa atau diketahui golongan darahnya terlebih dahulu agar tidak terjadi penggumpalan.
Anti gen adalah sebuah benda asing yang masuk kedalam tubuh, khususnya protein asing. Tubuh akan bereaksi dengan benda asing atau protein yang masuk dalam tubuh. Aglutinogen adalah zat yang menggumpal.Komponen darah terdiri atas plasma darah dan sel darah.Didalam tubuh kita lebih dari setengah bagian adalah plasma darah.Komponen terbesar plasma darah adalah air, yang berfungsi mengangkut sari-sari makanan dari dinding usus kecil kejaringan-jaringan tubuh.
Percobaan kali ini membahas mengenai genetika yaitu penggolongan darah manusia. Test yang digunakan untuk pemeriksaan darah adalah dengan mengambil darah pada jari tangan pada masing-masing orang dengan golongan darah yang berbeda-beda. Setelah diambil darahnya, pada darah tersebut ditetesi anti A dan anti B, kemudian diratakan sampai membentuk gambaran oval.
Pada kaca objek pertama, darah ditetesi serum A mengalami penggumpalan, sedangkan darah ditetesi serum B tidak menggumpal.  Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah A. Darah pada kaca objek kedua, ditetesi serum A tidak mengalami penggumpalan, saat darah ditetesi serum B ternyata darah juga tidak menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah O. Pada kaca objek ketiga, saat darah ditetesi serum A tidak mengalami penggumpalan, sedangkan darah ditetesi serum B darah mengalami penggumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah B. Pada kaca objek keempat, darah ditetesi serum A mengalami penggumpalan, sedangkan darah ditetesi serum B juga menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki golongan darah AB.
Orang yang memiliki golongan darah AB, yang memiliki dua antibodi yaitu   anti A  dan anti B. Jika golongan darah AB didonorkan pada seseorang dengan golongan darah A atau B maka akan terjadi aglutinasi. Penggumpalan atau aglutinasi dapat menyebabkan naiknya temperatur atau suhu tubuh, bahkan pada tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan kematian.Sedangkan untuk golongan darah O, tidak memiliki zat anti baik itu zat anti A maupun zat anti B, sehingga jika golongan darah ini didonorkan pada orang yang memiliki golongan darah A maupun golongan darah B, maka tidak akan terjadi aglutinasi. Oleh karena itu digunakan antigen dan antibodi dalam darah. Orang yang memiliki golongan darah A dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah A dan AB serta dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah A dan O. Sedangkan orang yang memiliki golongan darah B dapat mendonorkan darahnya kepada orang yang bergolongan darah B dan AB serta dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah B dan O.
Tentunya antigen a  maupun antigen b berbeda, apabila orang yang bergolongan darah A hanya memiliki antigen a ketika diberi serum anti A maka akan terjadi penggumpalan. Ketika terjadi penggumpalan pada darah kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Sebaliknya orang yang bergolongan darah B hanya memiliki antigen b ketika diberi serum anti B maka akan terjadi penggumpalan. Ketika terjadi penggumpalan pada darah kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut bergolongan darah B atau AB.
Resepien universal merupakan penerima secara umum. Dalam golongan darah yang menjadi resepien universal adalah golongan darah AB, karena golongan darah AB dapat menerima transfusi darah dari orang yang bergolongan darah A, B, O dan AB. Sedangkan donor universal adalah pemberi secara umum, yaitu golongan darah O. Karena golongan darah O dapat mendonorkan darahnya ke semua golongan baik golongan darah A, B, AB maupun O sendiri. Hanya saja teori ini alangkah baiknya tidak kita gunakan, sebab terjadi atau tidaknya penggumpalan dalam darah kita tidak mengetahuinya. Sebaiknya bagi si pendonor dan resepiennya menerima atau mendonorkan kepada orang yang bergolongan darah sama untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.

BAB V
PENUTUP
5. 1   Kesimpulan
         Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
2.      Golongan darah seseorang dapat diketahui dengan cara meneteskan serum aglutinin a dan aglutinin b pada eritrosit yang diletakkan di gelas objek.
3.      Jika darah seseorang diberi anti A, maka darah tersebut akan menggumpal. Kemungkinan orang tersebut mempunyai golongan darah A atau AB. Jika diberi antigen B darah tersebut menggumpal, berarti orang tersebut bergolongan darah AB.
4.      Jika darah seseorang diberi anti A dan anti B tidak mengalami penggumpalan, berarti orang tersebut bergolongan darah O..
5.      Suatu aglutinogen bertemu dengan aglutinogennya, maka transfusi darah tidak dapat dilakukan.
6.      Orang yang memiliki golongan darah O disebut  pendonor universal, sedangkan yang memiliki golongan darah AB disebut resipien universal.
5. 2 Saran
        Hendaknya praktikan menguasai prosedur kerja dan mengetahui alat dan bahan yang digunakan dan lebih teliti dalam melaksanakan praktikum demi kelancaran kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adi.2010. Genetika
http://www. gurung.wordpress.com/2008/11/21/genetika/
            Diakses tanggal 24 November 2012
Akbar, 2010. Genetika 2
Diakses tanggal 24 November 2012
Danang, H. 2010. Genetika darah
            Diakses tanggal 24 November 2012
Kimball, John W. 2001.  Biologi.Erlangga: Jakarta
Maryati, dkk. 2000. Biologi Umum. Erlangga: Jakarta
Srikini. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta
Suryo. 2001. Genetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta





Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!