BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu dari ciri hidup tersebut adalah
metabolisme. Metabolisme pada organisme multi seluler meliputi banyak hal,
diantaranya tranfor materi dan energi. Sistem transformasi sangat penting bagi
tumbuhan maupun bagi hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut. Pada
tanaman dan hewan yang sangat sederhana atau belum memiliki struktur organisasi
yang rumit, transpor materi (nitrien dan zat hara) hasil metabolisme cukup dari
sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun
pasif.).Traspor pasif berlangsung antara lain melalui secara osmosis (Noorhidayati, 2000).
Pada semua
makhluk hidup, dari prokariot hingga organisme multiseluler yang paling
kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler.
Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transpor tersebut
dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transpor secara pasif diantaranya
difusi dan osmosis. Metabolisme pada organisme multiseluler mencakup beberapa
hal, antara lain transpor zat hara dan transport ion. Sistem transpor pada
hewan yaitu sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena
adanya daya dorong dari organ pemompa. Sedangkan sistem transpor pada tumbuhan
yaitu sistem vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti
atau melawan padatan (garadient) konsentrasi. Terdapat dua proses fisikokimiawi
yang penting dalam transpor materi dalam sel yaitu difusi dan osmosis (Sumedi, 2009).
Metabolisme pada organisme multiseluler meliputi banyak
hal, diantaranya transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting
bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut. Pada
tanaman dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki struktur organisasi
yang rumit, transpor materi (nutrien dan zat hara) dan hasil metabolisme cukup
dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun
pasif. Transpor
pasif berlangsung secara difusi dan osmosis. Difusi adalah proses perpindahan
molekul gas, cairan dan larutan dari larutan hipertonik ke larutan hipotonik.
Proses difusi dipercepat dengan naiknya suhu karena sumber geraknya adalah
agitasi termal atau aktivitas kinetik acak dari molekul atau ion. Difusi
terjadi bila molekul atau ion bergerak searah dengan gradien/konsentrasinya.
Beberapa sel mampu meningkatkan permeabilitas membrannya terhadap ion atau
molekul tertentu yang menghasilkan difusi tertentu (Kimball, 2003 ).
Aktivitas
transportasi zat dalam sel di lakukan dengan cara transportasi pasif dan aktif.
Transportasi pasif adalah proses transportasi zat atau molekul dan air yang
searah gradient konsentrasi. Sedangkan transportasi aktif adalah air dan molekul
atau zat bergerak dari konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah melalui
membrane semipermeabel. (Sumedi,2009).
Transpor
aktif adalah perpindahan molekul atau ion menggunakan energi dari sel itu.
Contoh transpor aktif adalah pompa ion (Na+) atau kalium (K+),
endositosis, dan eksositosis. Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau
ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara
spontan dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh transport pasif adalah difusi
dan osmosis (Rahmawan, 2010).
1.2
Tujuan
Tujuan praktikum kali ini pada percobaan difusi dan osmosis adalah untuk mengetahui proses difusi dan
osmosis pada organisme hidup serta memahami penyebabnya. Tujuan percobaan prosesplasmolisis dan deplasmolisis adalah
untuk mengetahui proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel - sel tumbuhan serta memahami
penyebabnya. Dan tujuan proses krenasi dan
hemolisis darah adalah serta
untuk mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya krenasi dan hemolisis sel
darah manusia serta penyebabnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme pada organisme multiseluler meliputi
banyak hal, diantaranya transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat
penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut.
Pada tanaman dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki struktur
organisasi yang rumit, transport materi (nutrien dan zat hara) dan hasil
metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung
secara aktif maupun pasif. Tranpor pasif berlangsung secara difusi dan osmosis.
Difusi adalah proses perpindahan molekul gas, cairan dan larutan dari larutan
hipertonik ke larutan hipotonik. Proses difusi dipercepat dengan naiknya suhu
karena sumber geraknya adalah agitasi termal atau aktivitas kinetik acak dari
molekul atau ion. Difusi terjadi bila molekul atau ion bergerak searah dengan
gradien/konsentrasinya. Beberapa sel mampu meningkatkan permeabilitas
membrannya terhadap ion atau molekul tertentu yang menghasilkan difusi tertentu
(Kimball, 2003).
Molekul dapat melewati
membran dengan beberapa cara, baik menggunakan energi yang mereka hasilkan
sendiri maupun dengan sumber energi dari luar. Pada proses difusi yang
sederhana, molekul bergerak secara acak pada temperatur di bawah titik beku 0°C
berdasarkan pada pergerakan spontan molekul dari area yang memiliki konsentrasi
yang tinggi ke area yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah hingga terjadi
suatu keadaan yang seimbang yang disebut dynamic
equilibrium. Difusi sederhana lebih banyak digunakan pada transpor molekul
jarak dekat, pada umumnya menuju kedalam atau keluar suatu sel (Perdana, 2005).
Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas
semua molekul yang tidak terikat dalam suatu zat padat. Kecepatan difusi zat
melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi
juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membran daripada
molekul hidrofilik. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang
terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan
yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis (Siswanto, 2006).
Dilihat
dari kemampuannya mengembang, benda-benda yang dapatmelakukan imbibisi
dibedakan menjadi dua, sebagai berikut:
1.
Mengembang
terbatas, artinya setelah mencapai volume tertentu, benda tersebut tidak akan
mengembang lagi dan bagian-bagian penyusun benda itu tetap mempunyai ikatan
satu dengan yang lain. Hal ini terjadi pada dinding sel yang bersentuhan dengan
air.
2.
Mengembang
tak terbatas, artinya agian yang menyusun benda terlepas atau larut sehingga
merupakan suatu koloid atau sol (Noorhidayati, 2000).
Banyak
sedikitnya air yang di imbibisi oleh suatu zat bergantung pada nilai potensial
air disekitarnya. Imbibisi dapat terjadi pada setiap benda yang permukaannya
dapat mengikat air. Contohnya biji
kering bila direndam selama kurang lebih 6 jam akan mengembang. Imbibisi
terbagi 2 yaitu imbibisi terbatas dan imbibisi tak terbatas. Proses penyerapan
yang terjadi melalui difusi, osmosis, dan imbibisi ini tidak memerlukan energi,
sehingga dinamakan penyerapan pasif (Meftah, 2010).
Hemolisis adalah
pecahnya sel darah merah yang mengalami pembengkakan dan kemudian pecah sampai
hemoglobinnya keluar. Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara
lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke
dalam darah, penurunan tekanan
permukaan membran eritrosit, zat atau unsur kimia tertentu,pemanasan atau
pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah.
Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit
itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam
medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar
eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini
dapat dikembalikandengan cara menambahkan cairan isotonis ke
dalam medium luar eritrosit (plasma) (Meftah, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jumat 2 November2012 pukul 14.00-16.00 WITA.
Bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada tiap-tiap percobaan kali ini adalah gelas kimia
50mL, pipet tetes, penunjuk waktu, pengaduk dan jarum mikroskop, kaca benda,
kaca penutup, pisau silet, penunjuk waktu dan pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan adalah air,
larutan metilen blue, eosin, kristal CuSO4, mentimun, kentang,
kertas label, daun Rhoe Discolor, aquades, larutan sukrosa 0,20 M,
kertas saring/penghisap, darah, larutan NaCl 0,3 N, larutan HCl 0,1 N, alkohol
70% dan kapas.
3.3 Prosedur
Kerja
A.
Proses Difusi dan Osmosis
Proses
Difusi
1)
Meneteskan
larutan metilen blue pada gelas kimia yang telah diisi air, dan memasukkan
kristal CuSO4 pada gelas kimia lainnya.
2)
Mengamati
perubahan yang terjadi, saat penetesan dianggap sebagai To dan saat tercapainya
keadaan homogen disebut sebagai T1.
3)
Mengulangi
percobaan pada langkah 1-2, dan setelah penetesan metilen blue dan memasukkan
kristal CuSO4 segera diaduk.
4) Membandingkan hasil kedua percobaan.
Proses Osmosis
1)
Menyiapkan
larutan garam dapur dengan menambahkan 3 sendok makan garam dapur dalam 200 ml air.
Masukkkan ke dalam cawan A dan diberi label (larutan garam) kedalam cawan B,
memasukkan air dan memberi label (air)
2)
Mengiris
mentimun dan ubi kentang setebal 3-4 mm kedalam masing-masing cawan (A dan B ),
memasukkan dua iris kentang. Dibiarkan selama 15 menit, angkat dengan jarum dan
amati perubahan yang terjadi.
3)
Setelah
mengamati, mengembalikannya ke dalam cawan dan meneruskan perlakuan selama 30
menit.
4) Membandingkan hasil pengamatan tentang
bagaimana kekerasannya yang menunjukkkan turgor dengan memijit kedua macam bahan tersebut.
B. Proses Plasmolisis dan Deplasmolisis
1) Menyayat permukaan bagian bawah (bagian yang
berwarna ungu merah) daun Rhoe discolor.
2) Meletakkan sayatan tersebut pada kaca benda yang
telah ditetesi aquades, dan menutup dengan kaca penutup secara hati-hati.
Mengamati dibawah mikroskop.
3) Apabila
se-sel daun Rhoe discolor sudah nampak jelas , teteskan larutan
sukrosa pada salah satu tepi kaca penutup.
4) Mengamati dengan mikroskop selama 5 menit, mencatat
semua perubahan yang terjadi, terutama terjadinya plasmolisis.
5) Mengulangi langkah 3 dengan mengganti medium larutan
sukrosa dengan aquades. Mengamati dan mencatat terjadinya deplasmolisis.
C. Proses Krenasi dan Hemolisis Sel Darah
1) Mengambil darah dari jari manis dengan lanset atau
jarum Franke. teteskan pada 2 buah kaca benda masing-masing satu tetes.
2) Menambahkan 2 tetes larutan NaCl 0,3 M pada kaca
benda pertama, untuk mengamati proses krenasi.
3) Menambahkan 2 tetes larutan HCl 0,1 M pada kaca
benda kedua, untuk mengamati proses terjadinya hemolisis.
4) Menutup masing-masing kaca benda dengan kaca
penutup, kemudian mengamati di bawah mikroskop.
5) Menggambar beberapa sel darah merah hasil pengamatan
dan memberi keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
1. Difusi dan
Osmosis
Tabel 1. Hasil pengamatan metilen blue dan CuSO4 dengan
air
No
|
Perlakuan
|
Di aduk
|
Tanpa Diaduk
|
1
|
Larutan metilen blue+air
|
5 detik
|
21 menit+ 29
detik
|
2
|
Kristal CuSO4 + air
|
37
Detik
|
2 menit + 35
detik
|
Tabel
2. Hasil pengamatan kentang dan mentimun dalam larutan NaCl dan air
No
|
Perlakuan
|
15 Menit
|
30 Menit
|
1.
|
Kentang + air
|
Keras
|
Makin Keras
|
2.
|
Kentang + air
garam
|
Agak lembek
tidak mengapung bergelembung
|
Makin Lembek
mengerut ukuran mengecil
|
3.
|
Mentimun +
air
|
Keras
|
Makin Keras
|
4.
|
Mentimun +
air garam
|
Agak Lembek
|
Makin Lembak,
mengerut
|
Proses
Plasmolisis dan Deplasmolisis
1. Penampang Rhoe discolor
|
Perbesaran: 10x
|
|
Perbesaran: 10x
Warna: Hijau keunguan
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
|
2. Penampang
Rhoe Discolordengan Aquades
|
Perbesaran: 10x
Warna: Hijau keunguan
|
|
Perbesaran: 10x
Warna: Hijau keunguan
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
|
3. Penampang
Rhoe Discolordengan Sukrosa
|
Perbesaran: 10x
Warna: hijau keunguan (warna ungu/ merah
terkumpul ditengah)
|
|
Perbesaran: 10x
Warna: hijau keunguan (warna ungu terkumpul
ditengah)
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
|
Proses Krenasi dan Hemolisis Sel Darah
1. Darah
dengan HCl
|
Perbesaran: 40 x 10
Warna: Merah terang
|
|
Perbesaran: 40 x 10
Warna: Merah terang
1. Aliran darah bergerak kedalam
2. Sel darah mengembang
|
2. Darah
dengan NaCl
|
Perbesaran: 40 x 10
Warna: Merah pudar (hampir jingga)
|
|
Perbesaran: 40 x 10
Warna: Merah pudar (hampir jingga)
1. Pergerakan darah lambat/ tidak mengalir.
2. Sel darah mengkerut.
|
4.2
PEMBAHASAN
Proses difusi sebagai proses
perpindahan partikel-partikel zat atau gas dari larutan yang berkonsentrasi
tinggi (hipertonik) ke larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) tanpa
melewati sekat semipermeabel sehingga menghasilkan larutan yang seimbang atau
isotonik. Pada
percobaan kali ini, yang dijadikan media untuk terjadinya proses difusi dari
sel ke sel adalah air yang diberi larutan metilen blue dan kristal CuSO4,
untuk percobaan ini yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan hingga proses
difusi berakhir. Dari percobaan
yang telah dilakukan didapatkan waktu yang diperlukan oleh metilen blue untuk
dapat larut dalam akuades tanpa pengadukan adalah 21 menit 29 detik, sedangkan
pada kristal CuSO4 yang ditambahkan pada aquades untuk menjadi
homogen diperlukan waktu sebesar 2 menit 35 detik. Disini terlihat sekali
perbedaan waktu yang sangat mencolok antara metilen blue dengan kristal CuSO4
walaupun keduanya sama-sama tidak diperlakukan pengadukan hal ini menunjukkan
bahwa kristal CuSO4 memiliki tingkat difusi yang rendah, sedangkan
metilen blue memiliki tingkat difusi yang lebih tinggi, karena strukturnya yang
berupa padatan kristal dengan partikel-partikel penyusunnya yang renggang.
Melakukan pengamatan proses difusi
pada metilen blue dan kristal CuSO4 kemudian melakukan hal yang sama tetapi disini
dilakukan proses pengadukan. Ketika air ditetesi metilen blue dan disertai
pengadukan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan larutan yang homogen adalah
29 detik, sedangkan air yang ditambahkan kristal CuSO4 memerlukan
waktu yang lebih lama yaitu sebesar 35 detik. Hal ini menunjukkan bahwa
pengadukan mempercepat proses difusi yaitu perpindahan larutan dari potensial
air tinggi ke potensial air rendah.
Kebalikan dari difusi adalah peristiwa
osmosis. Pada praktikum kali ini peristiwa osmosis terlihat pada mengembangnya
mentimun dan kentang yang direndam pada larutan garam. Hal ini jauh berbeda
dengan mentimun dan kentang yang juga direndam, namun hanya di dalam air. Untuk
mentimun yang direndam di dalam larutan garam selama 15 menit lapisan luarnya masih keras namun pada
menit ke 30, lapisan luar mentimun lemah jika ditekan. Hal ini membuktikan tekanan turgor pada
lapisan sel tersebut telah berkurang. Dengan berkurangnya tekanan turgor, maka
sedikit demi sedikit lapisan luar sel akan terlepas jikaditekan. Begitu pula dengan
kentang. seharusnya pada percobaan ini akan menyebabkan mentimun dan kentang menjadi
keras, karena cairan air garam dianggap sebagai pelarut yang bersifat
hipertonik, sehingga plasma sel dari kentang dan mentimun yang direndam di dalamnya menjadi bergerak
keluar meninggalkan inti sel, akibatnya sel-selnya menjadi mengkerut dan
menjadi lunak. Namun karena hasil dari data pengamatan menunjukan bahwa
mentimun dan kentang menjadi lembek maka dikatakan percobaan ini gagal. Hal
yang kemungkinan mempengaruhi kegagalan ini adalah konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin
lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Plasmolisis
dan deplasmolisis pada tumbuhan karena perbedaan konsentrasi cairan sel dengan
lingkungannya dapat kita ketahui pada tumbuhan Rhoe discolor. Pada
awalnya keadaan sel Rhoe discolor dengan protoplasma sel yang berwarna
ungu mengisi penuh ruang selnya. Tetapi, setelah ditetesi dengan sukrosa dengan
mengganti medium air melalui penyaringan dengan kertas tissue,
protoplasma sel Rhoe discolor menjadi berkurang sedikit demi sedikit dan
warnanya memudar menjadi bening yang berarti telah terlepas dari dinding sel.
Hal seperti ini dikarenakan bahwa telah terjadi proses plasmolisis akibat
konsentrasi cairan di luar sel lebih tinggi dari pada di dalam sel, sehingga
cairan protoplasma sel sedikit demi sedikit keluar. Kemudian larutan sukrosa
yang telah ditetesi pada daun Rhoe discolor tadi diisap dengan kertas tissue dan
kembali ditetesi aquades. Ternyata protoplasma yang tadinya keluar kembali
masuk kedalam sel. Hal ini disebabkan karena lingkungan sel diganti dengan
larutan yang hipotonik atau lebih encer daripada cairan sel sehingga terjadi
deplasmolisis
Krenasi merupakan proses mengkerutnya sel darah merah karena dimasukkan
ke dalam larutan yang hipertonik. Di dalam larutan hipertonik, sel darah merah
akan mengalami tekanan yang kuat dari luar dan juga mengalami osmosis sehingga
sel darah merah akan mengkerut. Hal ini dapat dilihat pada keadaan sel darah
merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3 N yang memiliki konsentrasinya
yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi sel darah merah.
Hemolisis
merupakan proses keluarnya hemoglobin dalam sel darah merah yang pecah akibat
membengkak karena dimasukkan kedalam larutan yang hipotonik. Sel darah yang
dimasukkan kedalam larutan hipotonik akan membengkak karena mengalami osmosi
sehingga larutan hipotonik akan masuk kedalam sel darah merah. Hal itu membuat
sel darah merah membengkak dan akhirnya pecah. Hal ini dapat dilihat pada pada
keadaan sel darah merah yang membengkak akibat diberikan larutan HCl 0,1 N yang
konsentrasinya lebih rendah dibandingkan konsentrasi sel darah merah. Pada
percobaan ini, sel darah yang ditambahkan NaCl mengalami pengerutan. Hal itu
karena larutan NaCl bersifat hipertonik terhadap sel darah. Percobaan
selanjutnya sel darah merah yang ditambahkan HCl mengalami pembengkakan. Hal
itu karena larutan HCl bersifat hipertonik terhadap sel darah.
Percobaan
kentang dan mentimun yang direndam dalam larutan garam selama 30 menit,
tercatat bahwa 15 menit pertama, kentang dan mentimun
fisiknyamasih dalam
keadaan tetap keras. Namun 15 menit selanjutnya kentang dan
mentimun mengalami perubahan fisik menjadi lunak. Menurut konsep osmosis,
apabila bahan direndam di dalam larutan
garam maka bahan
tersebut akan mengeras. Hal ini disebabkan karena larutan garam dianggap
sebagai larutan yang hipertonik, berkonsentrasi tinggi sehingga larutan garam
akan meresap ke dalam pori-pori kedua bahan tersebut dan menjadikan keduanya
keras. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan teori ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Pertama, dapat disebabkan oleh kurangnya konsentrasi larutan
garam pada saat pengamatan sehingga menyebabkan mentimun dan kentang menjadi
lunak. Kedua, dapat pula disebabkan oleh tingkat ketebalan mentimun dan kentang
saat diiris.
Pengamatan kentang dan mentimun di dalamlarutan
air, hasilnya sama seperti di dalam larutan garam.Kedua bahan tadi menjadi lunak. Hal
ini menunjukkan bahwa cairan pada kedua bahan tersebut keluar dari sel dan
memasuki larutan garam sebagai lingkungan barunya. Sehingga air bersifat isotonik. Sebelumnya air di dalam sel kentang dan mentimun merupakan
larutan hipertonik sedangkan larutan air yang berada diluar sel bersifat hipotonik. Hal ini
sejalan dengan teori osmosis yang telah ada.
Proses Plasmolisis terjadinya karena peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel
karena konsentrasi di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel. Pada proses
ini, kita menggunakan Rhoe discolor
sebagai objek. Pada saat daun Rhoe discolor ditetesi
media air dapat dilihat protoplasma sel yang berwarna ungu mengisi penuh ruang
selnya. Selain itu juga terlihat stomata yang besar dan berwarna hijau serta
tertutup tersebar banyak disekitar sel yang berbentuk heksagonal. Itu terjadi
karena adanya klorofil. Tetapi, setelah ditetesi dengan sukrosa dengan
mengganti mediun air melalui penyaringan dengan kertas isap, protoplasma sel Rhoe discolor menjadi berkurang sedikit
demi sedikit dan warnanya memudar menjadi bening yang berarti telah
protoplasmanya terlepas dari dinding sel. Sel-selnya pun merenggang serta
stomatanya terbuka. Hal seperti ini dikarenakan bahwa telah terjadi proses
plasmolisis akibat konsentrasi cairan di luar sel lebih tinggi dari pada di
dalam sel, sehingga cairan protoplasma sel sedikit demi sedikit keluar.
Deplasmolisis merupakan kebalikan dari proses osmosis yaitu
prosespemulihan atau kembalinya protoplasma pada dinding sel karena dilarutkan
dalam larutan yang hipotonik (lebih encer dibandingkan larutan selnya).Setelah
melakukan proses plasmolisis pada daun Rhoe
discolor, maka dilanjutkan dengan melakukan proses deplasmolisis. Larutan
sukrosa yang telah ditetesi pada daun Rhoe discolor tadi diisap dengan kertas
isap dan dilanjutkan dengan kembali ditetesi aquades. Ternyata protoplasma yang
tadinya keluar kembali masuk kedalam sel dan sel kembali menjadi berwarna ungu
tapi lebih muda. Hal ini disebabkan karena lingkungan sel diganti dengan
larutan yang hipotonik atau lebih encer dari pada cairan sel) sehingga terjadi
deplasmolisis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1)
Osmosis adalah difusi air melewati membran yang permeabel selektif dari
satu larutan ke larutan lain yang mempunyai potensial air lebih rendah.
2)
Difusi adalah penyebaran molekul molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik
dengan energi kinetik.
3)
Perbedaan konsentrasi diluar sel dengan didalam sel akan menyebabkan
peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis.
4)
Krenasi ialah pengkerutan sel darah merah dalam larutan hipertonik.
5)
Hemolisis ialah pembengkakan sel dara merah dalam larutan hipotonik.
5. 2. Saran
Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan
pengamatan untuk menghindari kesalahan dalam praktikum. Kekompakan kelompok
dalam melakukan pembagian tugas sangat diperlukan demi kelancaran pelaksanaan
praktikum.
Kepada kakak asisten saya berterimakasih atas
apa yang telah kakak bantu dalam pelaksanaaan praktikum sehingga terjadinya
kelancaran dalam pelaksanaanya. Praktikum kali ini memerlukan perhitungan yang
benar-benar pada variabel waktunya, sehingga harus benar-benar diperhatikan.
Selain itu, praktikum ini masih berhubungan dengan mikroskop dan preparat,
sehingga harus berhati-hati saat menggunakan mikroskop ataupun membuat
preparat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kimball.
2003. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Meftah. 2010. Hemolisis.
Diakses tanggal 2
November 2012 pukul 20.00 WITA
Noorhidayati, 2000. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Fakultas Teknik
UNLAM. Banjarbaru.
Perdana, 2005.Biologi
Sel dan Molekuler.Penerbit ITB. Bandung.
Rahmawan, A.
2010. Perpindahan Molekul Transpor Aktif
dan Transpor Pasif.
Diakses tanggal 2 November 2012
pukul 22.00 WITA
Siswanto. 2006. Siswantoaseli.
Diakses tanggal 2 November 2012 pukul 22.30 WITA
Sumedi, S. 2009.
Biologi.
Diakses tanggal
3 November 2012 pukul 15.00 WITA
Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT
BalasHapusAt least 160000 men and women are trying a easy and SECRET "water hack" to drop 2 lbs every night in their sleep.
It is proven and it works on everybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Hold a glass and fill it up half glass
2) And then use this crazy HACK
and be 2 lbs skinnier as soon as tomorrow!