1.1 Latar Belakang
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang
diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Mikroskop merupakan alat optik yang terdiri dari kombinasi alat
optik. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian dan setiap bagian memiliki
fungsi-fungsi tersendiri. Bagian-bagian mikroskop harus dalam keadaan bersih agar
tidak menimbulkan kesalahan (Pramesti, 2001).
Panca indra manusia memiliki kemampuan
daya pisah yang terbatas, oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau
organisme yang akan diamati hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat bantu. Memahami fenomena yang terjadi dalam skala
mikro, sadar atau tidak telah membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola hidup manusia,
terutama sejak ditemukannya makhluk yang
sangat kecil yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang (Kurt, 2001).
Dengan ini, hampir semua bidang iptek
serta jaminan kualitas mutu dalam dunia produksi dalam dunia industri, terutama
industri yang berbasis teknologi tinggi tidak dapat lepas dari pemantauan apa
yang tarjadi pada skala mikro (seperseribu milimeter). Pemantauan ini menggunakan alat yang kita kenal
yaitu mikroskrop (Kurt, 2001).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa obyektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat
dengan
benda). Baik obyektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda.
Lensa obyektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar
Setiap lensa obyektip dapat diputar ketempat yang sesuai dengan perbesaran yang
diingini. Sistem lensa obyektif memberikan perbesaran mula-mula dan
menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler.
Bayangan nyata tadi,pada gilirannya,diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan
bayangan maya yang kita lihat. Kebanyakan mikroskop laboratorium dilengkapi
dengan tiga lensa obyektif : lensa 16 mm,berkekuatan rendah (10 X);lensa 4 mm,
berkekuatan kering tinggi (40-45X) dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X).
Obyektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya (Rizki,
2010).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenali bagian-bagian mikroskop,
memahami fungsi dan terampil menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri atas
lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan
perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200-300
kali, mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk
yang ada sekarang (Dealtry, 2003).
Berbagai kemajuan akan penyelidikan struktur-struktur sel yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang tetapi dengan mikroskop sehingga sangat pentingnya pemanfaatan
mikroskop sebagai alat yang mampu untuk melihat benda-benda yang kecil dalam
suatu penelitian. Mikroskop mempunyai peranan yang sangat penting dibidang
Science dalam mengembangkan ilmu-ilmu mengenai makhluk hidup. Besar kecilnya
suatu objek dapat dilihat melalui mikroskop baik mikroskop listrik maupun mikroskop
yang lainnya (Dealtry, 2003).
Mikroskop terdiri dari berbagai tipe yaitu mikroskop
cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal yang dikenal dengan Mikroskop
Monokuler maupun yang berlensa okuler ganda atau yang dikenal dengan Mikroskop
Binokuler. Mikroskop adalah alat yang berfungsi untuk melihat benda mikroskopik
transparan/tembus pandang yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata biasa (Gabriel, 2001).
Mikroskop binokuler adalah alat
optik yang digunakan untuk pengamatan benda – benda yang tidak terlalu besar.
Mikroskop binokuler memiliki dua buah lensa yaitu lensa objektif dan juga lensa
okuler, dengan kmbinasi lensa objektif dan juga lensa okulerakan memperoleh
bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Penyinaran diberikan
dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Kekuatan pembesaran
dari mikroskop binokulernini tidak terlalu besar, yaitu pada umumnya untuk
lensa objektif 1x dan 2x dan untuk lensa okuler 10x dan 15x. Pada mikroskop
binokuler membutuhkan lensa objektif yang besar karena diatasnya akan dipasangi
sistem lensa lain yang terpisah dalam posisi paralel dan jalur sinar terpisah
untuk mata kanan dan kiri. Kelebihannya tidak memiliki kondensor, namun
memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan dari
tipe mikroskop binokuler adalah bahwa aperature numerical dari sistem dibatasi
dengan adanya jalur beam atau cahaya ganda. Dengan kekurangan itu seseorang
harus menggunakan mikroskop majemuk yang memiliki objektif dengan diameter yang
lebih besar. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang menggunakan hanya
dengan 1 lensa saja. Kelebihan mikroskop monokuler dibandingkan dengan
mikroskop binokuler, jika dilihat dari tata penggunaannya lebih enak yang
menggunakan lensa monokuler (Gabriel, 2001).
BAB III
METODE PEMBAHASAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 19 Oktober 2012, pada pukul 14.00-16.00 WITA. Di Laboratorium Dasar Biologi Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Mikroskop monokuler dan binokuler, kaca
benda, kaca penutup, pinset, dan pipet tetes.
3.3 Prosedur Kerja
- Mencari bidang penglihatan
1.
Menaikkan tabung menggunakan makrometer (pemutar
kasar), hingga lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila revolver
diputar-putar.
2.
Menempatkan lensa obyektif pembesaran lemah (4X atau
10X) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan
lensa okuler ).
3.
Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik
tangkainya ke belakang.
4.
Mengatur letak cermin sedemikian
rupa ke arah cahaya hingga terlihat lingkaran (lapangan pandang) yang sangat
terang di dalam lensa okuler. Dan mikroskop siap digunakan.
- Mencari bayangan sedian
1. Menaikkan tabung
mikroskop menggunakan makrometer, hingga jarak antara lensa obyektif dengan
permukaan meja ± 3 cm.
2. Meletakkan
sedian yang akan diamati di tengah-tengah lubang meja benda, menggunakan
penjepit sedian agar tidak tergeser.
3. Memutar
makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil ditempatkan noda
sediaan tepat di bawah lensa obyektif, hingga jarak antara ujung lensa obyektif
dengan permukaan atas kaca penutup hanya ± 1 mm.
Membidikkan mata ke lensa okuler sambil diputar
makrometer ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan
yang jelas. Untuk didapatkan perbesaran kuat, putar revolver dan lensa obyektif
yang sesuai.
4. Memainkan fungsi
micrometer secara perlahan dan hati-hati. (ingat bila menggunakan lena obyektif
100X, maka diatas sediaan perlu ditetesi minyak imersi terlebih dahulu).
- Memelihara Mikroskop
1.
Mengangkat dan membawa mikroskop dalam posisi tegak,
dengan satu tangan dipegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain
menyangga pada dasar kakinya.
2.
Memutar engsel penggerak sebagai titik putar untuk
menyondongkan posisi tabung ditegakkan kembali ke posisi semula. Mengusahakan
agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada dalam satu poros di bawah lensa
okuler. Diatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa obyektif
lemah berjarak ± 1 cm dari atas meja benda.
3.
Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan
cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
4.
Membersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan
Xilol sesegera mungkin,
5.
Mengeringkan dengan kain lap yang bersih setelah
pengamatan dengan menggunakan minyak imersi berakhir.
6.
Membersihkan bagian lensa atau bagian lain dengan
kain lap bersih dari bahan yang halus (flannel) setiap akan menggunakan
mikroskop.
- Mengukur mikroskop/micrometer
Menggunakan
alat bantu yang disebut mikrometer obyektif dan mikrometer okuler untuk
mengetahui ukuran objek yang akan diamati.
- Menggambar Hasil
Hasil pengamatan
digambar, baik menggunakan alat fotografi maupun manual dengan tangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan,
maka praktikan sudah dapat mengenali bagian-bagian dari mikroskop. Dan tentunya
praktikan juga telah mengetahui fungsi serta cara penggunaannya. Mikroskop
mempunyai peranan penting dibidang Science dalam mengembangkan ilmu-ilmu mengenai
makhluk hidup.
Fungsi dari mikroskop sendiri adalah sebagai alat
bantu untuk mengamati objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Misalnya saja untuk mengamati sel, tentunya kita menggunakan mikroskop agar
kita bisa mengamati struktur-struktur sel tersebut.
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang
masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan bermacam
kelengkapannya pula. Pada praktikum kali ini, para praktikan dikenalkan dengan
Mikroskop Cahaya. Mikroskop cahaya ada dua, yaitu: Mikroskop Cahaya Monokuler
atau berlensa okuler tunggal dan Mikroskop Cahaya Binokuler atau berlensa
okuler ganda.
Dilihat dari namanya, perbedaan yang paling dasar
antara mikroskop cahaya monokuler dan mikroskop cahaya binokuler adalah banyak
lensa okuler yang digunakan. Pada mikroskop cahaya monokuler lensa okuler yang
digunakan hanya satu, sedangkan pada mikroskop cahay binokuler lensa okuler
yang digunakan ada dua.
Adapun bagian-bagian dari mikroskop, yaitu: Lensa
Okuler berfungsi memperbesar bayangan preparat yang dihasilkan oleh lensa
obyek, Tabung berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembesaran bayangan
antara lensa okuler dengan lensa obyektif, Makrometer berfungsi mengatur jarak
fokus dari lensa obyektif ke preparat secara kasar, Mikrometer berfungsi
mengatur jarak fokus dari lensa obyektif ke preparat secara kasar, Lensa
Obyektif berfungsi untuk memperbesar semua preparat yang diamati, Penjepit
berfungsi untuk menahan kaca sediaan (tempat preparat agar tidak bergeser),
Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang datang dari bawah,
Panggung berfungsi meletakkan kaca sediaan, Cermin berfungsi menangkap sinar
utama, Kaki/Dasar berfungsi sebagai tempat berdirinya mikroskop, Lengan tempat
untuk memegang mikroskop pada
saat mikroskop diangkat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mikroskop adalah
alat bantu untuk mengamati benda berukuran kecil (mikro).
2. Dalam Biologi,
mikroskop yang sering digunakan yaitu Mikroskop Cahaya.
3. Mikroskop Cahaya
terbagi menjadi dua, yaitu Mikroskop Cahaya Monokuler dan Mikroskop Cahaya
Binokuler.
4. Perbedaan
Mikroskop Cahaya Monokuler dan Binokuler terletak pada lensa okulernya.
5. Bagian-bagian
mikroskop, yaitu : Lensa Okuler, Tabung, Makrometer, Mikrometer, Lensa
Obyektif, Penjepit, Diafragma, Panggung, Cermin, Kaki/Dasar, dan Lengan.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini, praktikan harus benar-benar
mengenali bagian-bagian dari mikroskop dan mengetahui fungsinya agar tidak
terjadi kesalahan dalam penggunaan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Dealtry, G.B. 2003. Bios Scientific. Publisher Limited,
Oxford.
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Kedokteran. Departemen Pendidikan Universitas
Udayana Bali.
Kurt, Johnson E. 2001. Histologi
dan biologi sel. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Raven, P. 2001. Biology of
Plants. World Publisher Inc, New York.
Yudiarta, P. 2011. Pengenalan Mikroskop
diakses pada hari sabtu 20 Oktober 2012 pukul 21.00
WITA
Mufty, R. 2010. Sejarah dan Penjelasan Mikroskop
http://rizkimufty.blogspot.com/2010/07/mikroskop-sejarah-mikroskop
diakses pada hari sabtu 20 Oktober 2012 pukul 22.00
WITA
0 komentar:
Posting Komentar